Cianjur Sport Headline Animator

Senin, 15 Oktober 2007

Tanda Tanya PSMS dan Bali FC

Kompetisi Liga Djarum baru berakhir pada akhir Januari 2008, tapi PSMS dan Persegi Bali FC agaknya sudah mengibarkan bendera putih. Krisis keuangan membuat kelangsungan hidup kedua klub menjadi tanda tanya.

Untuk gaji bulan September saja manajemen Ayam Kinantan tak mampu lagi membayar secara penuh. Mereka hanya memberi uang panjar sebesar Rp 10 juta kepada setiap pemain.

"Meski tidak penuh, jumlah itu saya rasa sudah cukup untuk ongkos pemain pulang kampung," ucap Ramli Lubis.

"Uang tersebut merupakan bantuan sponsor," kata Ketua Harian PSMS itu. Pembayaran panjar itu dilakukan manajemen setelah pemain melakukan mogok latihan, Jumat (5/10).

Mahyadi Panggabean dkk. kembali latihan Senin (8/10) setelah pengurus berjanji akan membayar gaji pemain. "Daripada enggak ada sama sekali, panjar pun jadilah," ujar seorang pemain.

Namun, kabarnya khusus kepada Mahyadi, Saktiawan Sinaga, Markus Harisson, Supardi, dan Legimin Rahardjo, pengurus memberi gaji penuh.

Sikap pilih kasih manajemen ini sempat tercium beberapa pemain. Malah sesaat sebelum latihan dimulai, Selasa (9/10), Murphy Kumonple dengan nada berguyon sempat menanyakan hal itu kepada Sakti. "Enak kamu ya. Pasti kamu terima gaji full," ucap Murphy.

Parahnya kondisi keuangan PSMS dikhawatirkan bisa meruntuhkan semangat pemain. Target meraih gelar juara mungkin hanya jadi impian. "PSMS akan jalan terus dan yakinlah kami akan bisa mencari dana tambahan," tutur Ramli.

Menurut Ramli, dana tambahan sebesar Rp 6 miliar tersebut masih diharapkan berasal dari PAPBD tahun 2007.

Kondisi Bali FC lebih memilukan lagi. Oscar Aravena cs. sudah tak menerima gaji selama tiga bulan. Agar bisa menyelesaikan sisa pertandingan di kompetisi, Pemprov Bali berencana menjual aset klub.

Meski begitu, manajer tim, I Made Sumer, menampik. Menurutnya, dalam nota kesepakatan dengan Pemkab Gianyar sebelum diambil alih Pemprov Bali 2006, jika Pemprov Bali sudah tak mampu lagi mengelola klub, maka otomatis Persegi akan dikembalikan lagi ke pemilik asalnya.

Jual Pertandingan

Namun, sebelum semua itu terjadi, Sumer masih akan mencarikan jalan keluar agar Persegi dapat melanjutkan sisa putaran kedua yang kembali dimulai tanggal 29 oktober. Salah satu yang lagi diusahakan adalah meminta bantuan pada pihak swasta.

Hanya satu kekhawatiran Sumer. Karena tak juga dibayar gaji mereka, para pemain bakal melakukan tindakan nekat menjual pertandingan. “Semoga mereka masih punya akal sehat. Yang pasti jika ketahuan kami bakal melakukan pemecatan,” kata Sumer.

“Walau gaji belum dibayar, kami tak akan berbuat senista itu. Secara pribadi saya tidak mau mencoreng nama baik tim dengan melakukan hal-hal yang tak sportif,” ujar Wayan Sukadana, bek.

Apa yang dialami PSMS dan Bali FC konon juga mendera juara bertahan Persik. Dana APBD sebesar Rp 20 miliar kian menipis. Karena tak sanggup lagi menutupi biaya operasional di sisa kompetisi yang molor hingga awal tahun, klub berjuluk Macan putih itu memilih membuang peluang lolos ke 8 besar.

“Tetapi wali kota sedang fight untuk menambal keuangan klub dari kocek pribadi. Dia tak ingin mengecewakan masyarakat Kediri,” kata sumber BOLA di lingkar dalam tim.

Sumber : Tabloid Bola

Tidak ada komentar: